Senin, 22 Agustus 2011

Sambutan Hangat Buat Keluarga Baru Biologi


Bismillah...
Tak terasa langkah kaki Anda telah sampai ke kampus nan hijau, yang di iringi dengan suara gemerisik dedaunan yang bergesekan serta kicauan burung yang bersahutan yang membuat lidah kita melantunkan tasbih. Mengagumi keagungan dari Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Subhanallah...
Setelah melalui perjalanan panjang, berbagai rintangan dan hambatan telah Anda lalui. Hingga akhirnya, Allah SWT memberikan Anda sebuah amanah yang mungkin akan membantu Bangsa, Negara, dan Agama kita menuju ke sebuah kemajuan jika memang Anda benar-benar memegang teguh dan menjalankan amanah ini. Amanah sebagai Mahasiswa Biologi UNDIP.
Tak serta merta sembarang orang bisa mendapatkan amanah yang berharga ini. Masih banyak kawan-kawan kita, saudara-saudara kita yang tak sempat menginjakan kakinya ke bangku kuliah karena berbagai hal. Untuk itu patutlah kita bersyukur akan nikmat yang teramat nikmat yang diberikan Allah kepada kita ini.
Mahasiswa... dalam rekam jejaknya telah membuktikan pada dunia bahwa merekalah generasi penerus suatu bangsa. Di mana nasib dari suatu bangsa berada dalam genggaman mereka. Agent of Social Change atau Agent of Social Control begitulah kita biasa disebut.Bahkan dalam pidatonya, Ir. Soekarno berkata “ Beri Aku sepuluh Pemuda ! Maka akan Aku goncangkan dunia ini ! ”
Subhanallah... begitu sangat berharga peran dari Mahasiswa hingga mereka dipuja-puja dari berbagai kalangan masyarakat. Harapannya langkah selanjutnya setelah Anda berhasil menginjakan kaki di kampus ini, Anda bisa menggali potensi-potensi di dalam diri untuk bisa menciptakan karya-karya yang bisa bermanfaat bagi Bangsa, Negara, dan Agama kita ini.
SElAMAT DATANG
DI KAMPUS BIOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Menyambut Hari Kemenangan

Setelah kaum muslimin menjalani “tranning" 1 bulan lamanya selama bulan Ramadhan, tentu tiada tanggal yang paling dinantikan selain tanggal 1 Syawal. Pada saat itulah kaum muslimin merayakan hari kemenangannya. Kemenangan atas nafsunya. Semua bergembira pada hari itu.
Sebelum kita merayakan Idul Fitri sebagai hari kemenangan, penting bagi kita untuk terlebih dahulu memahami hakikat atau arti dari Idul Fitri itu sendiri dan mendudukkannya secara proporsional, sehingga kita bisa mengambil sikap yang tepat, bagaimana seharusnya kita merayakan hari kemenangan ini, apakah kita akan merayakannya dengan membeli baju termahal dan berpesta pora serta menyulut kembang api seperti banyak dilakukan sebagian orang  pada malam tahun baru Masehi, ataukah kita akan merayakannya dengan penuh rasa syukur dan  sujud kepada Allah.
Mengapa Idul Fitri disebut-sebut sebagai ‘Hari Kemenangan’ ? Jawaban atas pertanyaan ini bias ditelusuri melalui 2 (dua) pengertian berikut ini :
Pertama, dari kata idul fitri itu sendiri yang berarti kembali ke fitrah, yakni ‘asal kejadian’, atau ‘kesucian’, atau ‘agama yang benar’. Maka setiap orang yang merayakan idul fitri dianggap sebagai cara seseorang untuk kembali kepada ajaran yang benar, sehingga dia bisa memperoleh kemenangan.
Kedua, dari kata ‘minal ‘aidin wal faizin’ yang berarti ‘semoga kita termasuk orang-orang yang kembali memperoleh kemenangan’ . Karena menurut para ahli, kata al-faizin diambil dari kata fawz, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an, yang berarti ‘keburuntungan’ atau ‘kemenangan’.
Menurut Quraish Shihab, bila kata fawz dirujukkan kepada Al-Qur’an, ditemukan bahwa hampir seluruh kata itu kecuali Al-Qur’an surat An-Nisa : 73 mengandung makna ‘pengampunan dan keridhaan Allah serta kebahagiaan surgawi’. Kalau begitu, maka bisa dipahami bahwa kata ‘minal ‘aidin wal faizin’ sesungguhnya bermakna do’a, yakni ‘semoga kita termasuk orang-orang yang memperoleh ampunan dan ridha Allah SWT sehingga kita bisa mendapatkan kenikmatan surga-Nya’.
Makna lain dari kata idul fitri sebagai hari kemenangan adalah karena pada hari itu seluruh kaum muslimin dan muslimat baru saja menuntaskan kewajiban agamanya yang paling berat yaitu menahan hawa nafsu melalui ibadah Ramadhan. Karena itu, barangsiapa mampu menuntaskan ibadah Ramadhan itu selama sebulan penuh, tentu dia akhirnya keluar sebagai pemenang dalam ujian kesabarannya itu. Bukankah di bulan puasa segenap umat Islam diuji kesabarannya dalam menahan diri dari godaan hawa nafsu, baik nafsu syahwat maupun nafsu makan dan minum di siang hari ? Itulah sebabnya, usai kita melakukan ibadah puasa, lalu diakhiri dengan perayaan idul fitri, adalah tidak lain dari upaya merayakan kemenangan jiwa kita sendiri.
Cobalah rasakan pada saat bulan puasa tetapi kita tidak berpuasa, lantas tibalah saatnya hari Raya Idul Fitri, apa kira-kira yang harus kita sambut ? Tidak ada. Sebab, orang yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan, maka pada saat tiba idul fitri, dia akan menyambut hari kemenangan itu dengan sikap dingin, hambar, hampa, seolah tidak terjadi apa-apa. Sementara orang yang berpuasa, apalagi sampai sebulan penuh, pasti merayakannya dengan penuh kenikmatan. Inilah kemudian bisa dipahamibahwa mengapa Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa orang yang merayakan idul fitri itu seolah dia memperoleh ampunan dan ridha Allah sehingga dia bisa mendapatkan kenikmatan surgawi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak sedikit umat Islam yang memandang bahwa har iraya‘idu lfitri itu ditampilkan dengan serba “waah”, apakah itu pakaian, rumah,mobil,dan hidangan yang serba lezat.Akhirnya yang terjadi adalah sikap saling berlomba-lomba untuk menunjukkan sesuatu yang membuat orang lain berdecak kagum.Oleh karena orientasinya seperti itu, sehingga tidak sedikit mereka yang menjadikan Ramadhan sebagai bulan yang penuh extra kerja keras dalam mencari pendapatan tambahan, dengan tujuan agar kiranya dapat tampil beda dari hari yang sebelumnya. Tapi apakah demikian cara yang dianjurkan agama untuk merayakan hari‘idul fitri? Memang semua persiapan yang dilakukan oleh umat Islam seperti diatas pada dasarnya semua tidak salah. Tapi terkadang nilai-nilai yang tercerabut atau boleh dikatakan bahwa tujuan pokok dari hari ‘idul fitri tidak tercapai sama sekali.
Bagi seorang muslim, kegembiraan dalam merayakan Idul fitri tidaklah diungkapkan dengan menuruti hawa nafsu dan dilepas seperti banjir yang meluap-luap. Namun kegembiraan ini akan disalurkannya sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, agar tidak hanyut dan menimbulkan akibat yang merusak.
Islam mengajarkan dua hal dalam menyatakan kegembiraan ini, yaitu : 
1. Menguatkan hubungan yang bersifat vertikal, yaitu dengan Allah sang Pencipta sebagai tanda syukur.
 
2. Menguatkan hubungan yang bersifat horisontal, antara sesama makhluk, khususnya sesama manusia.
Menguatkan hubungan vertikal ini dapat dilakukan dengan jalan memperbanyak dzikrullah, mengumandangkan ucapan Takbir dan Tahmid : Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil-hamd (Allah Maha Besar, Dia-lah yang berhak menerima puja dan puji). Sebagai puncaknya, kaum muslimin mengerjakan shalat Idul Fitri.
Yang kedua adalah membagi kegembiraan dengan mengulurkan tangan kepada orang-orang yang lemah, terutama anak yatim dan fakir miskin, dengan memberikan zakat fitrah kepada mereka. Zakat fitrah diwajibkan kepada setiap Muslim dan Muslimah, kecuali mereka yang tidak mampu, yang hanya mempunyai persediaan makanan di rumah
Pada hari itu juga telah lazim bahwa setiap muslim saling mengunjungi satu sama lain dan saling memaafkan, sehingga ikatan persaudaraan Islam akan semakin kuat. Tetapi satu hal yang kurang pada tempatnya, bahwa kita saling memaafkan justru pada akhir bulan Ramadhan. Padahal seharusnya hal ini kita lakukan sebelum / menjelang bulan Ramadhan, sehingga kita dapat memasuki bulan Ramadhan dengan hati yang bersih.
Demikianlah Islam mengajarkan kepada ummatnya, bagaimana merayakan hari kemenangan ini, sehingga di hari yang berbahagia ini tidak ada kesia-siaan yang dilakukan.
Mudah-mudahan selepas bulan Ramadhan ini kita dapat menjadi insan-insan yang bertakwa, sesuai dengan tujuan diadakaannya pembinaan dalam bulan Ramadhan. Bersama-sama kita memohon kepada Allah agar Allah memberikan kekuatan dan bimbingan pada kita dan seluruh kaum muslimin untuk tetap konsisten dalam beramal serta dapat melanjutkan amalan yang selama Ramadhan ini telah berusaha kita giatkan, hingga amalan tersebut tidak hanya menjadi catatan selama Ramadhan yang kemudian ditutup bersamaan dengan usainya bulan Ramadhan.(dari : berbagai sumber) 

Sabtu, 30 April 2011

UPGRADING “SUPER FOSTIBI 2011"

Assalamu’alaikum... Allahu Akbar !!!

 Hai sahabat sahabati... masih semangat kan??? Mari kembali kita pekikan !!! FOSTIBI 2011 !!! Bertakwa dan Ceria... Allahu Akbar !!! yah... beri applause buat anda sendiri.... J

Begini nih... kawan kawan... kita habis Upgrading lho kemaren.... ( Pamer dikit... hihi... ^.^) Wah... Subhanallah... seru banget... dari mulai Pembicara... Pengisi Game... MC.... Kereeeenz abiezz.... Sampe sampe yang nulis ini juga gak kalah kerennya.... hehehehe....

Acaranya tuh dimulai jam 8 hari Sabtu tanggal 30 April 2011... yah,,, meski paz banget akhir bulan... tapi tetep SemangKA !!! ^o^ ( Semangat Karena Allah SWT ) tempatnya itu di Balik Stadion Undip tembalang... wah... sungguh tempat yang hijau nan damai... di iringi suara merdu “Natural Band” dengan personel serangga... burung... dedaunan... dan sebagainya... Subhanallah....

 Upgrading bertajuk SUPER FOSTIBI yang diadakan oleh Majelis Syuro Fostibi 2011 ini menampilkan.... jreng-jreng-jreng....(biar lebih dramatis...) Akhina yang berinisial TW berasal dari bumi serambi mekkah.... siapakah gerangan dirinya....??? (gak usah mikir, ntar keburu tulisan ni gak dimuat lagi... :-D ) Eapz... Akh Tri Wahyudi yang sudah tersohor ke-spektakulerannya... Akh Tri Wahyudi dalam materinya menyampaikan banyak hal yang menarik di dalam berdakwah.... di antaranya adalah sebuah pertanyaan “mengapa Allah memilih kita di antara milyaran orang di dunia ini untuk berdakwah??” serta berbagai kisah menarik seputar menolong agama Allah ini....

Yang selanjutnya... A.D.A.L.A.H..... games... yang dipimpin oleh.... Akh Ahmad Qi Sahlan yang dengan gaya khasnya ala.... ala beliau sendirilah pokoknya... hehe... games “Mas’ul Berkata” yang mengadaptasi dari permainan “Simon Says” ini sederhana tapi cukup membuat kita kerepotan karena harus beberapa kali hilang konsentrasi.... yakz,,, games ini dibuat memang untuk melatih konsentrasi kita sehingga nanti bisa kita terapkan di Jalan Dakwah ini....

Oh ya... Akhir dari UpGrading ini adalah tukar kado... hemmmm.... kira kira perasaan mereka gimana yah??? Heheheheh.... rame deh pokok nya.... bayangkan saja ada Ikhwan yang dapet Sisir, ada pula yang dapet Jepit Rambut... (hihihi) tetapi itu sungguh mengesankan dan merindangkan Ukhuwah Islamiyah kita sesama aktivis Dakwah Kampus.... SEMANGAT... ALLAHU AKBAR !!!

Mungkin segini dulu yah kawan kawan.... laen waktu kita berbagi cerita lagi.... Sekali lagi... FOSTIBI 2011 !!! BERTAKWA DAN CERIA... ALLAHU AKBAR !!!!

Wassalamu’alaikum... J